Presiden Dukung Gerakan Ayo Hormati Guru

Presiden Joko Widodo memandang gerakan "Ayo Hormati Guru" yang digalakkan Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), sanggup menjadi gerakan nasional. Kepintaran tanpa kebijaksanaan pekerti dan intehritas berdasarkan Jokowi tidak ada artinya lantaran justru sanggup menjadi malapetaka. Itu sebabnya, dia ingin meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir sanggup juga menjalankan kegiatan itu sebagai gerakan nasional.

Hal itu disampaikan Jokowi dikala memberi sambutan pada kegiatan Musyawarah Nasional ke-VIII Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di Balai Kartini, Jl Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Rabu (9/11/2019). Dalam Acara tersebut, Ketua Umum LDII Abdullah Syam mengatakan, pihaknya sekarang tengah menggalakkan gerakan 'Ayo Menghormati Guru'.

"Saya baiklah apa yang disampaikan beliau, Bapak Kyai Abdullah Syam, bapak ketua umum mengenai gerakan 'Ayo Menghormati Guru'. Saya sepakat, sangat baiklah sekali. Itu kita kembali pada abjad kita, abjad bangsa kita," kata Jokowi.

Jokowi mencontohkan negara Jepang dan Korea. Di sana, yang namanya guru dan orang yang lebih bau tanah sangat dihormati.

"Di Jepang aku lihat juga di Korea, yang namanya kepada orang tua, yang namanya kepada senior, selalu jika ketemu 'haik', sambil gini (menunduk, memberi salam ala orang Jepang-red). 'Haik'. Ini sebuah penghormatan. Kita dulu juga punya, tahun-tahun 1970-an, aku masih ingat dengan yang lebih senior niscaya menunduk, jika ada yang duduk niscaya gini (sikap siap-red). Ke mana itu?" terang Jokowi.

"Ada yang namanya Jepang, negara yang dengan kemajuan teknologi yang sangat tinggi masih memegang itu. Korea masih, masih. Senioritas, kepada orang yang lebih tua," kata Jokowi.

Jokowi baiklah bangsa Indonesia kembali pada abjad bangsa. Jika kebijaksanaan pekerti tidak terus-menerus dijalankan, Jokowi khawatir bangsa Indonesia lupa hal-hal yang sangat mendasar, abjad bangsa. Dia mengingat, sekitar 1970-an, perilaku saling menghormati menjadi abjad bangsa Indonesia.

"Tahun 70-an aku ingat, dengan yang lebih senior pasti, menunduk. Ke mana itu? Kalau dengan guru, aku SD tahun 70-an, begitu guru datang, kelihatan dari jauh, (siswa) sudah mengantri di depan gerbang sekolah, rebutan memegang sepeda bapak/ibu guru. Salami dulu, kemudian pegang (sepeda), rebutan. Inilah kita kehilangan abjad itu," kata Jokowi.


Itu sebabnya, Jokowi menjelaskan, pemerintah memprioritaskan pembangunan sumber daya insan dengan fokus dalam pendidikan vokasional. Menurut Jokowi, Indonesia harus berguru dari SDM Korea Selatan dan Jepang yang dilatih dengan sangat serius menyerupai cita-cita industri pasar.

"Meski mereka pintar, mereka pandai, mereka menguasai teknologi, tapi jika tidak didampingi keimanan yang baik, tidak didampingi kejujuran yang baik, tidak didampingi dengan integritas yang baik, tidak didampingi dengan kebijaksanaan pekerti yang baik, tidak ada artinya. Bisa juga jadi sebuah malapetaka," kata Jokowi.

Untuk itu, lanjut Jokowi, dia ingin budaya menghormati guru kembali digalakkan. Bahkan dia ingin gerakan tersebut menjadi gerakan berskala nasional.

"Inilah hal-hal yang aku senang sekali di LDII ada gerakan 'Ayo Menghormati Guru'. Dan aku nanti akan bisikkan kepada Mendikbud bahwa ini juga menjadi gerakan nasional kita. Kalau enggak diingatkan, lupa kita semua. Hal-hal yang sangat basic, sangat fundamental abjad bangsa kita," kata Jokowi.


Presiden telah mendukung gerakan Ayo Hormati Guru. Bagaimana dengan Anda?





= Baca Juga =



0 Response to "Presiden Dukung Gerakan Ayo Hormati Guru"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel